Pada tanggal 17 agustus berbagai pendukung RMS di negeri Belanda melaksanakan dua demo dibawah koordinasi pemerintah RMS.Dua demo ini menpunyai thema : Stop penindasan dan eksploitasi Maluku!
Demo yang pertama dilaksanakan di wisma duta dubes Ri di Belanda di kota Wassenaar. Sedangkan demo yang kedua dilaksanakan di pusat ibu kota Amsterdam.
Dibawah ini kami tempatkan pidato dari utusan Saka Mese Maluku yang dibaca didepan wisma dubes RI di Wassenaar.
Hari ini, 17 Agustus, Republik Indonesia merayakan Hari Kemerdekaannya, katanya. Padahal, Indonesia yang diakui sebagai negara oleh dunia internasional bukanlah suatu bangsa. Indonesia, seperti Eropa, adalah perhimpunan berbagai bangsa yang bersatu dengan cara kekerasan. Kebangsaan Indonesia sebenarnya tidak ada.
Bagaimanapun, hari ini bukan hari untuk bersuka bagi bangsa Maluku. Sebab, apa sebenarnya yang harus dirayakan sejauh ini?
Sejak bulan Mei tahun 1950, territorium Republik Maluku Selatan diserang oleh tentara Indonesia. Semua pulau di wilayah Maluku diduduki satu per satu antara 1950 dan 1967. Bangsa Maluku sejak itu telah dirampas kebebasan dan kedaulatannya dengan paksa dan sejak itu dijajah oleh penjajah kolonial Jawa. Penjajah militer Jawa menyangkal hak rakyat Maluku untuk hidup dalam damai dan kebebasan, dan menyangkal hak mereka untuk secara bebas memutuskan kesejahteraan, kemakmuran, dan kelangsungan hidupnya sendiri.
Penjajah Jawa memaksa bangsa Maluku semakin tersudut. Masyarakat adat di pulau Seram, Aru, Buru dan di tempat-tempat lain harus berjuang melawan perampasan tanah secara paksa atas tanah adat mereka atau melawan deforestasi ilegal. Mereka harus berjuang melawan perusakan habitat mereka agar penjajah Jawa dan investor asing dapat mengambil keuntungan dari kekayaan Maluku kita. Akibatnya bangsa Maluku secara dengan sengaja dan secara sistematis tetap tinggal miskin!
Inilah yang telah ditetapkan oleh anggota parlemen Maluku, Mercy Barends, yang menyatakan dlam konperensi pers:
“Maluku menempati urutan keempat provinsi termiskin di Indonesia karena negara sengaja membuat Maluku tetap miskin. Dengan kata lain, Maluku sengaja dan secara struktural tetap miskin.”
Untuk mewujudkan cita-cita Jawanisasi mereka, penjajah Jawa menerapkan kebijakan transmigrasi. Ratusan ribu bangsa Jawa telah dikirimkan ke Maluku selama bertahun-tahun untuk membangun kehidupan baru di sini. Mereka diberi tanah, rumah, dan sumber daya untuk menanam kebun mereka. Tidak ada yang dilakukan untuk orang Maluku biasa. Kebijakan Jawa Jakarta ini bertujuan untuk menghancurkan identitas Maluku kita: budaya dan tradisi kita. Sistem pemerintahan tradisional kita disingkirkan oleh penggunaan sistem pemerintahan tradisional di Jawa. Tujuannya untuk melenyapkan Maluku sebagai bangsa dan negara. Sampai hari ini, orang Maluku dikendalikan oleh sistem militer Jawa 24 jam sehari, 7 hari seminggu.
Namun sekeras apa pun Indonesia dan Belanda berusaha sekuat tenaga: meskipun 72 tahun pendudukan ini, Indonesia masih belum mampu mematahkan Republik Maluku Selatan dengan dukungan aktif dari pemerintah Belanda. Dan mereka tidak akan pernah berhasil. BangsaMaluku adalah bangsa para Kapitan yang bermental pejuang yang perkasa. Pertempuran RMS berlanjut tanpa henti dan tak terputus sampai kami mencapai tujuan kami. Bagi kami satu hal yang pasti: Kami akan PASTI MENANG!
Selama anak-anak Maluku masih bernafas, RMS akan tetap ada!