Pada Hari Selasa 1 November 2022 tubuh Filep Karma jang tak bernjawa ditemukan di pantai Jayapura. Dia mengenakan pakaian selam dan mungkin tenggelam dalam hobi favoritnja. Tubuhnja mendjadi sasaran otopsi untuk mengesampingkan kedjahatan. Amnesty International jang telah memperdjuangkan aktivis kebebasan damai Filep Karma selama bertahun-tahun memiliki pertanjaan serius tentang kematiannja dan menuntut penjelidikan independen.
Dengan kematian Filep Karma, rakjat Papua Barat kehilangan pahlawan utama untuk kebebasan dan kemerdekaan. Pada bulan Juli 1998 Karma memimpin protes damai lawan Indonesia di Biak. Selama protes ini, tentara Indonesia bertindak dan menewaskan ratusan orang. Karma jang terluka didjatuhi hukuman 6,5 tahun pendjara, tetapi dibebaskan setelah sepuluh bulan sesudah naik banding.
Pada 1 Desember 2004 Karma ambil bagian dalam peringatan kemerdekaan Papua Barat. Pada peringatan damai ini dikibarkan Bintang Kedjora jang melambangkan kemerdekaan Republik Papua Barat. Karma dan kawan-kwan lain ditangkap oleh aparat keamanan Indonesia, kemudian disiksa dan didjatuhi hukuman pendjara jang lama oleh hakim. Filep Karma didjatuhi hukuman 15 tahun karena pengkhianatan dan pemberontakan melawan otoritas jang sah. Karma dibebaskan pada tahun 2015 setelah mendjalani 11 tahun hukumannja. Dia bisa dibebaskan lebih awal tetapi pada prinsipnja menolak untuk meminta amnesti kepada presiden Indonesia.
Filip Karma bersama Johan Teterissa salah satu aktivis terkenal di Indonesia jang divonis hukuman pendjara jang lama akibat aksi damai. Amnesty Internatinal menganggap para aktivis ini dan pendukung mereka sebagai tahanan politik hati nurani jang organisasinja telah melakukan beberapa kampanje global.
Pada 21 Januari 2016 Filep Karma diizinkan oleh fihak berwenang untuk mengundjungi para tahanan di Nusakembangan dan di sana bertemu dengan Johan Teterissa dan enam tapol Maluku lainnja. Ditetapkan bahwa para narapidana tidak hanja menderita kelalaian jang parah tetapi djuga menderita isolasi karna pulau pendjara berjarak 3000 km dari Ambon dan keluarga mereka.
Benny Wenda, presiden ad interim dari Pemerintahan Sementara ULMWP, menjatakan 1 November sebagai Hari Berkabung Nasional di Papua Barat. โBaik di hutan, di kota-kota, di kamp-kamp pengungsi atau di pengasingan. Dia terus memimpin perdjuangan untuk pembebasan, baik di pendjara maupun di djalanan. Filep berdiri untuk keadilan, demokrasi, untuk perdamaian dan perlawanan tanpa kekerasan. Untuk Papua Barat Filep sama dengan Mahatma Gandi, Nelson Mandela, Martin Luther Kingโ.
Dalam beberapa tahun terakhir, Karma telah mendjadi penentang keras kebidjakan Indonesia, termasuk pembagian Papua Barat mendjadi lima propinsi dan penerapan kembali โUndang Undang Otonomi Khususโ. Karma tetap berkomitmen untuk kemerdekaan dan solusi damai di Papua Barat. Benny Wenda melandjutkan bahwa โwarisan Filep Karma dan impian kebebasan hidup di generasi berikutnja jang menderita diskriminasi sistematis jang sama dan berdjuang untuk tudjuan jang samaโ.
Pemerintah Republik Maluku Selatan di pengasingan menjampaikan turut berdukatjita atas kehilangan Filep Karma. Kami ingin mengutjapkan terima kasih kepada Filep Karma atas keterlibatan dan solidaritasnja jang besar dengan para tahanan hati nurani Maluku.
Pemerintah RMS menganggap bahwa kejakinan dan kesediaan Filep Karma untuk bekorban akan hidup dan mendjadi inspirasi bagi rakjat Papua Barat untuk mentjapai tudjuan kebebasan dan kemerdekaan.
Mena Muria
Atas nama pemerintah RMS di pengasingan
Mr. J.G.Wattilete
Kepala Negara
Sumber: Pemerintah RMS