Jakarta, para elit dan investor asing mengisi pundi-pundi mereka dengan kekayaan Maluku. Saat ini, bangsa Maluku masih tertinggal dan tidak ada kemajuan selama 71 tahun. Bulan mei tahun 1950, 72 tahun yang lalu, bangsa asing dari pulau Jawa datang dengan tentara mereka dan menduduki Maluku. Sejak tahun 1950 bangsa Maluku kehilangan kedaulatan dan hak untuk menentukan nasib sendiri.
Bangsa Maluku memiliki lumbung ikan “nasional” sendiri, blok Migas: 25 blok (Blok Masela bisa lebih besar dari Qatar), gunung Emas di pulau Buru, gunung Copper di pulau Wetar, tin, muriara dan kekayaan lain-lain.
Walaupun demikian penjajah dari Jakarta membiarkan rakyat Maluku hidup setiap hari dalam kemiskinan, sedangkan bangsa Maluku memiliki kekayaan yang begitu banyak. Aneh sekali Maluku masih terhitung daerah yang termiskin dalam negara Indonesia. Bagaimana bisa?
Anggota DPR Mercy Barends menjawabnya seperti begini: pemerintah pusat (penjajah) di Jakarta dengan sengaja melaksanakan bijaksana untuk membiarkan Maluku tetap tinggal miskin.
Bangsa Maluku harus buka mata, buka fikiran, sadar, bangun dan menentang! Lebih baik mati berdiri sementara melawan ketidakadilan ini, daripada hidup secara berlutut dan sebagai budak dari penjajah asing dalam Tanah Air sendiri.