
Maluku sedang dijarah. Dari Maluku Utara hingga Tenggara, sumber daya alam kita lenyap ke tangan Jakarta, kaum oligarki elit dan berkuasa. Kei Besar adalah target berikutnya.
Yang dipertaruhkan bukan hanya tanah – melainkan identitas Maluku, budaya kita, dan masa depan anak cucu kita.
Dukung Kei Besar. Lindungi apa yang menjadi milik kita.
“KEI BESAR BUKAN TAMBANG, TETAPI RUMAH KITA”
Kei Besar, salah satu harta karun ekologis di Maluku Tenggara, sedang berada di bawah tekanan serius. Menurut laporan yang disampaikan, operasi reklamasi lahan dan pengerukan skala besar telah dilakukan di Ohoiwait, Nerong, dan Mataholat, di antara tempat-tempat lain, dalam beberapa bulan terakhir. Intervensi ini disajikan sebagai ‘pembangunan infrastruktur’, namun realitas di pulau tersebut menunjukkan gambaran yang berbeda: kerusakan lingkungan yang luas, hilangnya keanekaragaman hayati dan mengabaikan suara-suara masyarakat yang peduli.

Pekerjaan tersebut tampaknya dilakukan tanpa transparansi penuh, tanpa analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) yang dapat diverifikasi dan terbuka, dan yang terpenting – tanpa persetujuan penduduk asli pulau tersebut. Sementara itu, penduduk aslilah yang terkena dampak langsung, seperti banjir dan tanah longsor yang baru-baru ini terjadi.
Kei Besar bukanlah wilayah kosong yang dapat digali begitu saja. Itu adalah lingkungan hidup, warisan budaya, rumah.
Biarkan Kei Besar tetap menjadi rumah – bukan reruntuhan keserakahan.
NB: Saka Mese Maluku telah menerima surat dari seorang warga yang menyatakan keprihatinannya yang besar terhadap situasi di Pulau Kei Besar.