Saka Mese Maluku

Saka Mese Maluku

The South Moluccan Movement

Bangsa Maluku telah menjadi korban kolonialisme dan neokolonialisme selama 419 tahun.

𝑨𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒎𝒂𝒌𝒔𝒖𝒅𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 (𝒏𝒆𝒐-)𝒌𝒐𝒍𝒐𝒏𝒊𝒂𝒍𝒊𝒔𝒎𝒆?

Kolonialisme adalah pendudukan dan eksploitasi wilayah (luar negeri) melalui pembentukan penguasa. Dominasi politik, eksploitasi sosial dan ekonomi terhadap penduduk lokal adalah hal yang sentral. Selain itu, (neo-)kolonialisme masih berlanjut hingga saat ini dalam bentuk gambar, bahasa, budaya, dan agama.

𝑲𝒐𝒍𝒐𝒏𝒊𝒂𝒍𝒊𝒔𝒎𝒆 𝒅𝒊 𝑴𝒂𝒍𝒖𝒌𝒖

Maluku adalah tujuan populer di masa lalu. Hal ini disebabkan pohon cengkeh dan pala yang sejak lama hanya tumbuh di kepulauan kami. Berbagai kekuatan Eropa berturut-turut seperti Portugis, Spanyol, Inggris, dan akhirnya Belanda semuanya mempunyai tujuan yang sama: monopoli perdagangan rempah-rempah.

Ketika penjajah Belanda resmi meninggalkan Hindia Belanda pada tahun 1949, tempatnya digantikan oleh penjajah baru (neokolonisator).

𝑷𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝟐𝟎𝟐𝟒, 𝑴𝒂𝒍𝒖𝒌𝒖 𝒅𝒊𝒆𝒌𝒔𝒑𝒍𝒐𝒊𝒕𝒂𝒔𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒋𝒂𝒓𝒂𝒉 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒍𝒂𝒊𝒏.

Maluku Selatan telah diduduki dan dieksploitasi selama hampir 75 tahun. Sejak penangkapan dan isolasi Sultan Muhammad Jabir Syah (†), Maluku Utara dijadikan boneka perusahaan multinasional oleh Jawa. Sultan Muhammad Jabir Syah (†) mendukung negara Maluku yang berdiri sendiri.

Anehnya, Kepulauan Maluku masih menjadi salah satu wilayah termiskin di Indonesia, padahal kaya akan sumber daya mineral seperti nikel, tembaga, dan emas, 25 ladang gas dan minyak yang belum dikembangkan termasuk gelembung gas (LNG) di blok Masela, dan stok ikan yang luarbiasa besar di laut Maluku.

Meski memiliki sumber daya alam yang melimpah, bangsa Maluku tidak mengalami kesejahteraan. Bagaimana mungkin? Anggota DPRRI Mercy Barends secara terbuka mengatakan dalam konperensi pers bahwa hal ini terjadi karena mereka yang berkuasa di Jakarta dengan  sengaja  memiskinkan Maluku selama bertahun-tahun: Maluku dengan sengaja dibiarkan miskin.

Mengapa kita membiarkan budaya, tradisi, dan sistem sosial kita dirusak dan kelangsungan hidup masyarakat Maluku terancam?

Kita harus memilih! Berjuang melawan neo-kolonialisme penjajah Jawa atau hidup seperti pengemis di negeri sendiri. Anak cucu kita perlahan tapi pasti terancam kehilangan masa depannya.