De monopoliepositie van de neokoloniale bezetters uit Jakarta heeft een nieuwe catastrofe ontwikkeld door de Arafurazee in handen te geven aan een groep investeerders. De belangen van de inheemse bevolking worden keihard genegeerd waardoor hun levensonderhoud als kleine vissers wordt bemMonopoli penjajah neo-kolonial dari Jakarta telah mengembangkan malapetaka baru dengan menyerahkan Laut Arafura kepada sekelompok investor. Kepentingan masyarakat adat diabaikan secara brutal, membuat mata pencaharian mereka sebagai nelayan kecil semakin sulit.
Masyarakat Maluku Selatan memprotes kebijakan Jakarta yang melelang kekayaan laut kepada investor.
Itu telah dilelang ke sekelompok pemilik modal. Mereka mengontrak daerah penangkapan ikan di perairan Maluku Selatan untuk jangka waktu tertentu, sehingga hanya mereka yang memiliki izin untuk menangkap ikan di sana. Bagi para nelayan lokal yang menggantungkan hidupnya dari menangkap ikan, daerah penangkapan ikan ini ditutup.
Wilayah yang bisa dimanfaatkan investor untuk menangkap ikan secara tidak terganggu adalah di antara Kepulauan Aru dan Kepulauan Tanimbar.
Masalah utama adalah penangkapan ikan yang berlebihan di perairan kita, yang secara dramatis akan mengurangi stok ikan kita. Pemulihan ekosistem akan memakan waktu lama dan korban pertama adalah penduduk asli.
Semua nelayan di Maluku Selatan hidup di bawah garis kemiskinan.
Beginilah bentuk penjajahan neokolonial Jawa yang mengganti penjajah kolonial Belanda! Bangsa Maluku harus bangkit dan membebaskan dirinya dari neokolonialisme ini!
#SaveMaluku
#SaveLautArafura
#PencurianKekayaanMaluku
#TolakLumbangIkanNasional